Jakarta, jalosi.net - Saat ini loncatan teknologi dari masa ke masa semakin cepat. Model – model berfikir linieritas sudah sulit untuk beradaftasi dengan perkembangan zaman. Implikasi ini tidak sekedar berdampak pada produk teknologi semata, melainkan berimplikasi pada masalah sosial, budaya, politik dan keamanan.
Ceita – cerita yang sering ditampilkan dalam berbagai film fiksi ilmiah tampaknya akan terwujud dalam realitas zaman. Munculnya film Transformer, Star Wars dan berbagai film lain yang mengilustrasikan penggunaan senjata super canggih di masa depan, apakah hasil karya fiksi semata ? Ataukah para produser film itu hanya memanifestasi prediksi masa depan dalam wujud film ? Atau berbagai film itulah yang menantang kaum cendekia untuk mewujudkan mimpi dari masa depan seperti yang ditampilkan oleh film – film ?
Tidak bisa dipungkiri bahwa lahirnya Teknologi Artificial Intellgence (AI) membawa perubahan peradaban umat manusia super cepat, melebihi kesiapan manusia itu sendiri dalam beradaptasi dengan perubahan. Teknologi terus berkembang dan tidak pernah bertanya bahwa teknologi sebelumnya apakah sudah dimengerti atau belum oleh masyarakat ? teknologi baru terus lahir. Teknologi lama terus dimodifikasi dengan rekayasa desain, rekayasa material, rekayasa konstruksi dan rekayasa fungsi, akhirnya melahirkan teknologi hibrid yang super canggih.
Permasalahannya adalah apakah semua umat manusia udah siap ? apakah mereka semua sudah mengerti tentang “positioning-nya” ? Apakah memereka memahami tentang dampak luasnya ? Dan apakah mereka mengerti tentang apa yang harus dilakukan untuk beradaptasi dengan perubahan ? Apakah kita termasuk generasi yang “sekedar mengikuti arus saja “? Adem ayem tanpa berfikir realitas zaman yang sudah berubah ? Atau generasi yang hanya sekedar mengerti kulitnya saja tapi malas untuk memperdalam agar memahaminya ? Semakin banyak mendengar dan semakin banyak membaca bukan tertantang, malah pasrah menyerah kalah dari pada bikin pusing ? Atau generasi kini yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman ?
Begitupun dengan kompleksitas permasalahan kriminal akan berdimensi variabel X, Y, Z artinya sumbu – sumbu permasalahan akan memiliki dimensi ruang dimana penguasaan teknologi akan memegang peran kunci. Contoh nyata adalah berkembangnya sistem senjata otonom seperti “killer robots” yang utilisasinya tidak sekedar di ruang pertahanan, tetapi juga muncul dalam dimensi ruang keamanan. Saat robot mengambil alih fungsi “pekerja manusia” dengan berkembangnya sistem otomatisasi industri, maka otomatis penyerapan tenaga kerja manusia semakin sedikit dan ruang persaingan semakin ketat, akan melahirkan permasalah sosial yang kompleks, termasuk probabilitas lahirnya kejahatan – kejahatan dalam format yang baru.
Revolusi Industri Keempat ini telah bertransformasi super cepat dan meruntuhkan sekat antara ruang fisik dan ruang digital, ruang sintetis dan ruang organik, dan model – model berfikir analog dengan model berfikir digital yang bersifat eksploratif dan hiperbolis. Pergeseran revolusi industri keempat adalah rangkaian dari revolusi industri sebelumnya, yaitu era ditemukannya Tenaga Uap, Listrik dan Komputasi.
Revolusi Industri Keempat tidak sekedar memungkinkan banyak data komputer yang bisa diretas untuk dicuri, di-kloning, dimodifikasi atau di-delete saja, melainkan juga kemungkinan untuk meretas data dari sistem jaringan syaraf manusia itu sendiri. Banyak Ide dan gagasan yang sangat menantang para scientist untuk masa depan, meskipun akan sangat mengusik peradaban dan martabat itu sendiri. Tetapi teknologi tidak mengenal sistem demokrasi, artinya teknologi terus berkembang tanpa harus menunggu hasil pemungutan suara atau kesepakatan kolektif. Teknologi memiliki ruang sendiri untuk terus menembus batas ruang aturan yang membatasinya, karena karakteristik teknologi itu sendiri adalah hasil uji coba dari serangkaian penelitian ilmiah yang bebas nilai. Meskipun tentu ada ruang – ruang moral bagi individu penelitinya itu sendiri.
Revolusi Industri sejatinya merupakan penemuan – penemuan ilmiah yang bisa meningkat “Efisiensi” dan “Peningkatan Kualitas Produk/ Jasa”. Jadi kalau bicara dari sudut Keamanan Nasional, maka Revolusi Industri Keempat sejatinya mampu memberikan kualitas pelayanan terhadap publik yang lebih untuk memperoleh rasa aman dan damai. Berbagai layanan publik harus lebih efisien, baik efisien dari sisi waktu maupun efisien dari sisi biaya. Namun di sisi lain tentu kompleksitas dimensi persoalan keamanan menjadi semakin kompleks. Kemampuan untuk melakukan pendekatan ilmiah dalam mengungkap berbagai kasus kejahatan menjadi trending para penegak hukum. Berbagai modus kejahatan akan bergeser dari model kejahatan konvensional menjadi kejahatan kontemporer yang lebih banyak berbsasis teknologi. Akhirnya kita hanya bisa berharap, semoga semuanya bisa beradaptasi dengan perubahan zaman, sehingga kesejahteraan dan keamanan umat manusia semakin baik lagi. (R/jalosi/oleh/Dede Farhan Aulawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar