Makna Dari Thawaf Saat Ibadah Haji - Jalosi.net | Jalur Otoritas Informasi

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Jumat, 01 Februari 2019

Makna Dari Thawaf Saat Ibadah Haji

Jakarta, jalosi.net - Thawaf merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah haji untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dengan niat karena Allah SWT. Dalam thawaf seorang muslim seperti mengikuti irama alam semesta dan mengikuti thawafnya malaikat di Bayt al-Ma’mur di langit ketujuh. Thawaf mengindikasikan perputaran waktu ini memberikan makna agar setiap muslim bisa memanfaatkan setiap detik waktu dengan sebaik mungkin. Jangan ada waktu yang terbuang dengan sia – sia, karena kehidupan kita di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Bumi berotasi pada sumbunya dan mengitari matahari. Bulan berputar mengelilingi bumi. Planet – planet lain pun berputar pada garis orbitnya mengelilingi matahari. Bahkan atom – atom pun terus berputar. Semua tunduk patuh dan merendahkan diri di hadapan Allah. Seluruh alam semesta bertawaf menyembah Allah dan kita bergerak bersamanya. Alam semesta pun tunduk kepada-Nya. Kita berputar mengikuti aturan-Nya. Ternyata inti kehidupan itu adalah perputaran, dan jika putaran – putaran ini terhenti boleh jadi akan mengakhiri alam fana ini. Ritme dan bacaan – bacaan yang bergema di setiap putaran menimbulkan simfoni kesyahduan jiwa. Pupus sudah ambisi dunia yang sering diagung – agungkan selama ini, yang ada adalah kesadrahan pada Allah SWT sebagai hamba yang penuh khilaf.

Ibadah thawaf merupakan salah satu syarat wajib haji sehingga apabila ibadah ini tidak dilakukan, ibadah haji-nya tidak sah. Secara harfiah, thawaf berarti berkeliling. Secara syar’iyyah, thawaf memiliki maksud mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dengan niat thawaf karena Allah SWT. Di dalam rangkaian ibadah haji dan umroh, thawaf memiliki hukum wajib. Thawaf merupakan salah satu ibadah yang hanya dilakukan di baitullah, yaitu mengelilingi ka’bah sebyak tujuh putaran yang dimulai dan akhiri di hajar Aswad.

Melakukan thawaf bagaikan diajak untuk mengikuti perputaran waktu dan peredaran peristiwa namun tetap berdekatan dengan Allah SWT dalam keimanan. Dengan menempatkan Allah SWT pada tempat yang luhur dan agung, menjadikan diri ini betapa kecil di hadapan Allah sehingga tidak patut untuk sombong dan angkuh. Orang berkumpul di Ka’bah dalam rangka melakukan thawaf, bukan hanya berkumpul secara fisik, akan tetapi ruh yang suci bersatu menghadap dan menuju kepada Allah SWT. Dengan ber-thawaf, setiap orang hendaknya berkonsentrasi untuk berkomunikasi dengan Allah bukan dengan urusan duniawi.

Inilah nikmatnya ibadah yang luar biasa. Kita berada di depan rumah Allah, bergerak mengelilingi rumah Allah sesuai perintahnya. Tunduk dan patuh dalam rangka mencari ridlo-Nya, dan besar harapan mudah – mudahan bisa digolongkan menjadi haba – hamba-Nya yang sholih dan sholihah serta senantiasa dalam lindungan dan rahmat allah SWT. (R/jalosi/dfa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad