Kemampuan Robotika Militer Dalam Strategi dan Taktik Pertempuran - Jalosi.net | Jalur Otoritas Informasi

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 19 November 2019

Kemampuan Robotika Militer Dalam Strategi dan Taktik Pertempuran

Jakarta, jalosi.net - Teknologi yang terus berkembang pesat berimplikasi pada berbagai kehidupan umat manusia, termasuk kemungkinan perubahan model dan pola peperangan di masa depan. Teknologi akan memainkan peran kunci dalam merumuskan strategi dan taktik pertempuran. Ancaman yang dihadapi oleh militer tidak pasti dalam menghadapi musuh yang secara taktis bisa melancarkan serangan yang berpola inovatif, sangat berjejaring dan cerdas. Ini mengalahkan superioritas yang dimiliki pasukan dalam hal kemampuan perang konvensional. Kemajuan teknologi bagaimanapun menuntut kemampuan pertahanan negara agar berkemampuan untuk melawan serangan musuh secara efisien dan efektif. Salah satu kemajuan tersebut adalah di bidang robotika militer.

Robot – robot militer tersebut bisa menjadi alternatif pengganti prajurit manusia yang dirancang untuk menangani berbagai tugas tempur yang lebih luas, mulai dari memilih penembak jitu hingga melakukan akuisisi target dengan efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan prajurit manusia. Mereka dapat dikerahkan dalam situasi dan area yang sangat berbahaya sehingga bisa mengurangi kemungkinan banyaknya jatuh korban pasukan manusia. Mereka didesain dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan kendali jarak jauh atau otonom penuh. 

Militer manusia akan lebih ditekankan pada pengembangan berbagai teknologi robot baru yang dapat membantu tentara jika terjadi perang. Misalnya Badan Penelitian Proyek Pertahanan Lanjutan (Defense Advanced Research Projects Agency / DARPA)  AS membiayai sistem kapal selam robot yang dapat digunakan secara cerdas untuk beberapa aplikasi mulai dari mendeteksi ranjau bawah laut, terlibat dalam operasi anti-kapal selam, dan melindungi kapal di pelabuhan. Mengingat manfaat dan penggunaannya, tren robot militer ini akan terus berkembang baik dari sisi desain maupun manufakturingnya, sehingga saat proses perakitan akan dirakit dengan beberapa kode dan algoritma tertentu yang mampu mengkonfigurasi dan menguji robot dalam  menavigasi kendaraan, melintasi berbagai medan, memanjat tangga, menghilangkan puing-puing, dan beroperasi dalam situasi bencana.

Ada juga Robot Pencarian dan Penyelamatan yang digunakan oleh militer dalam menyelamatkan nyawa. Seperti diketahui bahwa mayoritas korban prajurit terjadi karena keterlambatan dalam memberikan bantuan yang diperlukan kepada para korban, sehingga banyak negara berinvestasi besar-besaran dalam meminimalkan waktu respons untuk menyelamatkan jumlah jiwa secara maksimum. Vecna Technologies sedang mengembangkan Battlefield-Extraction-Assist Robot (BEAR), yang dapat menyelamatkan tentara dari medan perang tanpa risiko bagi kehidupan manusia.

Kemudian Robot Explosive Ordnance Disposal (EOD) yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melucuti senjata perangkap, alat peledak dan benda berbahaya lainnya. Mereka terintegrasi ke dalam sistem deteksi bom. Beberapa contoh robot EOD adalah iRobot 510 PackBo, TALON, Remotec Andros, tEODor, dan Dragon Runner yang memiliki potensi luar biasa di masa depan.

Lalu ada lagi Robot Pemadam Kebakaran yang akan digunakan untuk mengatasi situasi kebakaran agar terhindar kemungkinan jatuhnya korban. Robot-robot ini pertama kali dipekerjakan oleh Angkatan Laut AS dan dinamai sebagai Robot Pemadam Kebakaran Autonomous Kapal (Shipboard Autonomous Firefighting Robot / SAFFiR). Robot pemadam kebakaran dapat mendeteksi api, menerapkan berbagai teknik pemadam kebakaran, menahan suhu tinggi untuk waktu yang lama, dan merespons berbagai jenis gerakan. Robot-robot ini dapat mendeteksi api, karena mereka dilengkapi dengan seperangkat kamera, sensor gas, dan kamera inframerah stereo, yang membantu robot-robot ini menemukan jalan mereka melalui asap dan mengendalikan api.

Dengan demikian maka banyak sekali pemanfaatan dan penggunaan robot militer ini dalam setiap misi, tergantung rancangan awal saat mendesain fungsi lalu diintegrasikan dengan sistem aplikasinya. Penerapan ini kemungkinan besar akan terus berkembang sesuai kebutuhan. Desain mekanis dirancang sejak awal rencana produksi, mulai dari pemilihan jenis material dan proses pengerjaan permesinannya. Lalu diintegrasikan dengan sistem elektroniknya agar bisa berfungsi sesuai dengan misi yang diembannya. (R/jalosi/ist/oleh/dedefarhanaulawi/pengamatteknologipertahanan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad