Ecoponik, Ecobrick, Beras Hitam dan Eco Village Program Kreatif Prawita GENPPARI - Jalosi.net | Jalur Otoritas Informasi

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 23 Juni 2020

Ecoponik, Ecobrick, Beras Hitam dan Eco Village Program Kreatif Prawita GENPPARI

Jakarta, jalosi.net - Di tengah zaman yang penuh dengan perubahan, hakikatnya akan memberi kesempatan untuk tetap bertahan bagi mereka yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan itu sendiri. Begitupun dengan persaingan yang semakin dinamis hanya memberi kesempatan kepada mereka yang bisa bertahan untuk bersaing. Jika tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan sudah barang tentu akan terlindas oleh roda zaman dan semakin tertinggal jauh di belakang. Lama kelamaan tidak kuat untuk bertahan dan akhirnya terpinggirkan dalam peradaban. Menyadari hal tersebut, maka Prawita GENPPARI selalu melakukan terobosan inovatif dan kreatif di berbagai bidang. Termasuk di bidang pertanian yang dimotori oleh Abah Eko selaku pasukan terdepan dalam melakukan rekayasa pertanian sebagai basis unggulan dalam konsep ketahanan pangan “, demikian dinyatakan oleh Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Jakarta, Senin (22/6/2020).

Dalam sistem ecoponik intinya masyarakat dirangsang untuk memanfaatkan setiap jengkal lahan secara optimal dan produktif untuk menghasilkan produk pertanian, perikanan dan/atau peternakan dengan sistem vertikal. Sistem ini digunakan karena pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga ketersediaan lahan lama kelamaan akan semakin sulit. Oleh karena itu lahan non produktif harus dialihfungsikan menjadi lahan produktif. Situasi yang berbeda di satu daerah dengan daerah lainnya , meski melahirkan sebuah ide dan gagasan untuk keluar dari zona nyaman, karena zona nyaman seringkali membuat manusia terlena dan lupa hakikat serta kesinambungan hidup di masa depannya.

Lalu konsep ecobrick pada hakikatnya memanfaatkan limbah botol plastik, seperti botol bekas air mineral sebagai media tanam pertanian. Di samping itu agar menambah unsur artistik, bisa juga diberi pewarnaan pada setiap botolnya sehingga terjadi harmoni keindahan dengan produktivitas. Dengan demikian secara otomatis juga akan membantu kelestarian lingkungan dari marabahaya limbah plastik yang semakin hari semakin banyak. Termasuk ketersediaan air untuk irigasi pertanian yang terus berkurang. Tanpa terobosan dan kreativitas dari manusianya, maka masa depan akan terancam oleh kerawanan pangan dan kesulitan air sehingga bisa menimbulkan gejolak dan instabilitas sosio kemasyarakatan, "ujar Dede.

Terakhir Abah Eko juga telah berhasil mengembangkan produk pertanian berupa beras hitam, yang memiliki aneka khasiat karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Adapun manfaat beras hitam untuk kesehatan, antara lain melindungi sel tubuh, mencegah diabetes, mengendalikan kolesterol, mengurangi berat badan, meningkatkan kesehatan pencernaan, menjaga kesehatan jantung, mendetoks tubuh secara alami, melawan peradangan, menjaga kesehatan hati, meningkatkan fungsi otak, dan menghambat pertumbuhan kanker.

Dari sisi pasar, Dede menjelaskan bahwa beras hitam Indonesia sudah mulai dilirik pasar Amerika Serikat. Pada tahun 2018 untuk pertama kali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengekspor beras hitam ke Amerika Serikat sebanyak 20 ton dengan nilai mencapai Rp. 800 juta. Ke depan volume ekspornya dipastikan akan semakin meningkat karena adanya trend peningkatan permintaan pasar. Hal ini terjadi karena beras hitam merupakan varietas beras lokal yang mengandung pigmen antosianin dan antikolesterol yang tinggi, mencapai 200-400 miligram per 100 gram dan merupakan beras paling baik diantara jenis beras lainnya. Selain pasar AS, Korea juga akan menjadi pasar beras hitam karena adanya kebutuhan yang besar.

Di samping itu, beras hitam juga merupakan kekayaan hayati yang bernilai ekonomis sehingga perlu dikembangkan karena kandungan nutrisinya. Beras Hitam beda dengan beras ketan hitam baik kandungan nutrisi dan rasa serta aromanya. Oleh karena itu, beras hitam menjadi salah satu produk berdayasaing tinggi dan andalan Indonesia.

Terakhir Prawita GENPPARI dengan dipelopori Abah Eko ini juga mengembangkan model dan konsep eco village yang mengajak masyarakat untuk belajar Pola Tanam Padi Organik secara langsung di lahan. Pola tanam organik, komoditas pertanian organik, sayur organik, kesadaran masyarakat modern terhadap pentingnya kesehatan sudah menjadi trend yang positif, bahkan pola hidup sehat itu merupakan sebuah identitas seseorang yang berkualitas. Pola hidup sehat adalah serangkaian aktifitas dalam berkehidupan, mulai dari memilah asupan yang masuk ke dalam tubuh, menghindari berlebihnya paparan unsur kimia buatan, sampai menjaga kebugaran tubuh dan pikiran yang sehat. Salah satu dari variable itu adalah makanan dasar orang Indonesia yaitu nasi, nasi yang dihasilkan dari beras organik menjadi incaran masyarakat modern. Untuk itu kita ajak masyarakat belajar pola tanam organik di lahannya.

"Semua muara dari konsep terapan yang sangat aplikatif ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan sekaligus juga juga mereformulasi pembangunan di bidang pertanian agar ketahanan pangan Indonesia semakin tangguh. Ketangguhan pangan ini akan menjadi sistem dan fundamen dari pembangunan itu sendiri. Sebab sehebat apapun hasil – hasil pembangunan, jika rakyatnya lapar dan menderita bisa menjadi bom waktu terjadinya ledakan krisis sosial dan krisis keamanan. Membangun ketahanan pangan harus dilakukan saat ini juga dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara menyeluruh, "ungkap Dede mengakhiri pembicaraan. (R/ist/dfa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad