Jakarta,
jalosi.net - Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia - Jepang
Abad 21 (Kappija-21) melaksanakan kegiatan sosialisasi pengelolaan
sampah rumah tangga dan lingkungan bagi warga penghuni Rusunawa Pondok
Bambu, Jl. H. Dogol, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit,
Jakarta Timur, bertempat di ruang pertemuan warga rusunawa tersebut,
Sabtu (20/10/2018). Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Kappija-21
dan JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) dengan Lembaga
Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LBPI NU).
Bentuk kegiatan adalah penjelasan program, diskusi, dan praktek
mengelola sampah.
Hadir
sebagai fasilitator kegiatan yang dibuka secara resmi oleh perwakilan
JICA, Mr. Ando Hisao, beberapa pengurus Kappija-21, Mulyono Loji dan
Yusron, dan pengurus LPBI NU, Bapak Wahid dan Bung Lukman. Hadir juga
pada kesempatan itu, Wilson Lalengke, salah satu alumni program JICA
yang didaulat untuk berbagi pengalaman tentang pengelolaan sampah di
Jepang dan Eropa, serta strategi penerapannya di Indonesia.
Tidak
kurang dari 30 perwakilan warga Rusunawa Pondok Bambu mengikuti
kegiatan ini dengan penuh antusias. Para peserta yang kebanyakan ibu-ibu
dengan sangat serius mengikuti penjelasan dan praktek membuat kompos
dari sampah rumah tangga mereka sendiri.
Dalam
pemaparannya, Wilson Lalengke yang lebih dikenal sebagai Ketua Umum
PPWI ini, menekankan pentingnya pembudayaan mengelola sampah pribadi
masing-masing individu di rumah masing-masing dan dimanapun berada.
"Kunci utama dalam mencapai keberhasilan mengelola sampah adalah
membiasakan setiap anggota keluarga di rumah untuk dapat mengelola
sampahnya masing-masing, budayakan mengatur sampah individu
masing-masing, baik di rumah maupun dimanapun berada," urai lulusan
PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu.
Mr.
Ando Hisao, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengelolaan sampah
rumah tangga sangat penting dilakukan sendiri oleh warga masyarakat
sendiri di tempat kediaman masing-masing. "Kita perlu mengelola sampah
kita di tempat kediaman keluarga masing-masing. Ini penting agar
persoalan sampah di Jakarta, dan kota-kota lainnya di Indonesia, dapat
ditanggulangi secara bersama," jelas Mr. Ando dalam bahasa Indonesia
yang lancar.
Senada
dengan itu, Mulyono Loji, Presiden Kappija-21, dalam sambutannya juga
menegaskan bahwa sampah sudah saatnya dilihat sebagai berkah, bukan
bencana. Oleh karena itu, sampah mesti dikelola dengan baik di
rumah-rumah masing-masing," kata Mulyono.
Sebagaimana
diketahui, setiap hari warga Jakarta yang jumlahnya sekitar 9-10 juta
orang menghasilkan 6.000 ton sampah. "Ini artinya setiap orang Jakarta
menghasilkan 0,8 kg sampah setiap harinya," ujar Wahid, yang merupakan
Direktur LPBI NU ketika memberikan sambutannya di awal acara.
Kemampuan
Pemerintah DKI Jakarta, sambung Wahid, hanya mampu mengelola 40-50
persen sampah kota Jakarta. "Itu sebabnya, masih banyak terlihat sampah
berserakan di hampir semua tempat di Jakarta, pemerintah belum mampu
mengelola sampah warganya," imbuh Wahid.
Selain
pengelolaan sampah organik (kompos), juga diperkenalkan teknik
pengelolaan sampah anorganik yang didaur-ulang menjadi bahan atau
alat-alat rumah tangga lainnya. Materi pengelolaan sampah daur ulang itu
disampaikan oleh Ms. Juwairiyah dari Bank Sampah Nasional (BSN).
Seusai
mengikuti kegiatan, setiap peserta diberikan sertifikat kepesertaan
sosialisasi program pengelolaan sampah rumah tangga dimaksud. Kegiatan
tersebut rencananya akan dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.
(R/jalosi/APL/Red).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar